Mengatasi Pesan NTLDR is Missing/munculnya pesan press ctrl+del to restart

Hal di atas biasanya terjadi karena kesalahan booting atau crash akibat hard drive yang di booting terjadi masalah,misalnya anda ingin booting ke hard drive CD Room,namu pada CD room tersebut mengalami kerusakan,file yang corrupt,mungkin terjadi kelonggaran pada kabel ATA/SATA anda.baiklah untuk mengatasi masalah tersebut anda perlu melakukan beberapa langkah seperti berikut :

1.copot semua kabel yang terhubung ke hardrive anda,seperti misalnya hardisk,DVD Room,Ataupun DVD Portable.
2. Periksa drive optik (CD / DVD), dan lepaskan kabelnya untuk sementara. Lepaskan juga semua drive eksternal lalu restart lagi komputer. Sering kali, “NTLDR is Missing” muncul jika PC Anda sedang mencoba boot dari non-bootable, CD / DVD, atau hard drive eksternal atau flash drive. Catatan: Jika Anda menemukan bahwa salah satu dari drive diatas adalah penyebab masalah Anda dan itu sering terjadi, sebaiknya urutan boot pada BIOS langsung dari hard disk drive yang pertama.
3. Periksa hard disk drive dan pengaturan drive lain dalam BIOS dan memastikan mereka sudah benar. Konfigurasi BIOS memberitahu komputer pengaturan drive yang tidak benar sehingga dapat menyebabkan masalah, termasuk kesalahan NTLDR. Catatan: Biasanya ada Auto setting untuk konfigurasi hard disk drive dan optical drive di BIOS yang biasanya merupakan pilihan aman jika Anda tidak yakin apa yang harus dilakukan.
4. Mengembalikan file NTLDR dan ntdetect.com dari CD Windows XP. Mengembalikan dua file sistem yang penting dari CD Windows XP asli dapat juga menyelesaikan masalah.
5. Memperbaiki atau mengganti file boot.ini. Cara ini akan mencegah kesalahan NTLDR jika penyebabnya adalah file boot.ini yang tidak dikonfigurasi dengan benar untuk instalasi Windows XP.
6. Buat partisi boot sektor baru dalam sistem partisi Windows XP. Jika partisi boot sektor telah rusak atau tidak dikonfigurasi dengan benar, Anda dapat akan menerima pesan “NTLDR is Missing”.
7. Perbaiki master boot record Windows XP. Pesan error NTLDR juga dapat muncul jika master boot record rusak.
8. Buka dan pasang kembali semua kabel data internal dan kabel power hard disk drive. Pesan error NTLDR bisa disebabkan oleh longgar atau rusaknya kabel IDE. Cobalah mengganti kabel-kabel IDE jika Anda menduga mungkin rusak.
9. Update BIOS Motherboard Anda. Kadang-kadang, versi BIOS kedaluwarsa dapat menyebabkan “NTLDR is Missing” error.
10. Lakukan repair instalasi Windows XP. Jenis instalasi ini bertujuan mengganti setiap file yang hilang atau rusak.
11. Jika sampai pada langkah 10 diatas masalah tidak juga selesai, lekukan instal ulang total Windows XP. Jenis instalasi ini akan menghapus Windows XP dari PC Anda dan menginstal lagi dari awal.
12. Ganti hard disk drive dan kemudian melakukan instalasi baru Windows XP. Jika semua langkah diatas gagal, termasuk instalasi total dari langkah terakhir, Anda kemungkinan besar menghadapi masalah kerusakan hardware yaitu hard disk drive Anda.
READMORE
 

Cara membuat Bootable dengan Flash Disk.

Untuk membuat USB bootable, sebenarnya ada banyak cara. Diantaranya dengan menggunakan aplikasi “UNetbootin”. Cara ini paling banyak digunakan untuk membuat bootable USB.


Untuk posting ini saya jelaskan penggunaan HP USB Disk Format Pertama-tama, download & ekstrak 2 berikut, yaitu HP USB Disk Format Tool dan Boot system Windows 98 karena Flashdisk tidak bisa boot dengan format NTFS jadi harus menggunakan format FAT
System Files. Selanjutnya ikuti langkah-langkah berikut :
  1. Lakukan install terlebih dahulu aplikasi HP USB Disk Format Tool.
  2. Masukkan USB Flash anda pada port USB komputer. Pastikan dalam USB Flash Disk anda tidak ada data yang penting
  3. Jalankan aplikasi dari HP USB Disk Format Tool.
  4. Pada device otomatis akan mendeteksi USB anda.
  5. Pilih FAT32 dari pilihan Filesystem.
  6. Lakukan centang contreng pada opsi “Create a DOS startup disk”.
  7. Pada pilihan textbox yang ada, lakukan pada browse pada file Windows 98 system yang sudah diekstrak.
  8. Setelah itu, klik tombol Start.
  9. Klik Yes jika ada box peringatan tentang penghapusan file.
  10. Selanjutnya, kopikan seluruh file dari Windows 98 system ke USB flash disk untuk bisa mengaktifkan deteksi CD-ROM dan mouse.
  11. Kemudian copy seluruh file dan folder yang telah di extrack kedalam sebuah folder kedalam flashdisk tersebut.
  12. dari folder I386 copy file BootSDI.img untuk menjadi boot flash disk
Nah, proses sudah selesai, sekarang USB anda sudah bootable. Jika anda ingin melakukan booting dari USB, jangan lupa untuk setting BIOS terlebih dahulu.
READMORE
 

Cara memasukan fhoto di wordpress dengan code javascript

Bagi anda yang suka mendalami lebih jauh mengenai apa saja fitur yg terdapat pada wordpress,salah satunya mengganti fhoto atau menambah fhoto yang ada pada kolom wordpress,kali ini saya akan sedikit memberikan penjelasan + tutorial bagaimana anda dengan mudah mengganti fhoto tersebut..baiklah langsung saja ke tutorial cekedot!!!

1.Anda perlu mempunyai akun wordpress atau sudah terdaftar di wordpress.klo belum terdaftar kunjungi www.wordpress.com
2.Jika sudah mempunyai akun wordpress,Login pada wordpress di www.wordpress.com
3.Setelah login anda akan di direct seperti gambar di bawah :









Klik dashboard seperti gambar di atas.
3.setelah anda klik dashboard maka muncul tampilan seperti di bawah :







anda  perhatikan  di sebelah kiri halaman wordpress,pilih tampilan/apperance kemudian wedget.
4.Setelah anda meng klik wedget maka akan muncul tampilan seperti gambar di bwah :




Pada sebelah kiri pilih teks,di bagian kanan tulisan teks klik tanda panah kebwah,maka muncul tampilan seperti di bwah:











Pada bagian yang saya hapus,copy paste code script di bawah kedalam kolom yang saya hapus di atas.
anar373ct.wordpress.com/””> anar373ct.wordpress.com

anar373ct.wordpress.com/”” target=””_home””>
anar373ct.files.wordpress.com/2011/08/logo- anar373ct – anar373ct.jpg?w=100&h=85”” alt=”’Create” border=”0″ />

Ket : 1.pada teks cetak miring,masukan link/URL wordpress anda
2.Pada teks Tebal,ganti dengan URL fhoto anda,misalkan anda mengambil fhoto lewat Facebook,buka fhoto yang akan di gunakan,setelah di buka klik kanan fhoto tersebut,pilih View Image
Setelah di view,maka terlihat link fhoto di bagian atas.copy link tersebut,dan masukan kedalam code script yang berwarna hijau tersebut.ingat masukan link pada bagian teks berwarna hijau.
Setelah selasai,tekan simpan.maka lihat hasilnya gan..
Berikan comment jika terdapat masalah ya gan…
READMORE
 

KONSEP DASAR, IKLIM DAN MODEL PRILAKU DALAM BERORGANISASI pert 1-2 dan 3

KONSEP DASAR, IKLIM DAN MODEL PRILAKU DALAM BERORGANISASI
1.    Pengertian dan unsur-unsur organisasi , Pengertian perilaku Keorganisasian, Tingkat analisis dalam perilaku keorganisasian,Karakteristik perilaku keorganisasian, Tujuan mempelajari perilaku keprganisasian, Sumbangan beberapa bidang ilmu terhadap perilaku keorganisasian
2.    Iklim dan Model Prilaku dalam Berorganisasi, Prilaku Individu

PENGERTIAN
ORGANISASI, PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Apa itu Organisasi  ?
            Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk sesuatu tujuan bersama dan terikat secara formal dimana selalu terdapat hubungan  seorang/sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang/sekelompok yang lain yang disebut bawahan.
Atau
            Organisasi adalah suatu unit Sosial yang dikoordinasikan secara sengaja yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang didirikan untuk jangka waktu lama ( Haryani : 2001 : 36)

Ciri – Ciri Organisasi :
1.    Adanya Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab.
à Dalam organisasi dibagi menjadi beberapa divisi dan departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing- masing untuk mempermudah pencapaian tujuan
2.    Adanya Pusat Kekuasaan
à Pimpinan atau atasan sebagai pusat kekuasaan dalam organisasi akan menentukan pengawasan dan kepemimpinan
3.    Adanya Substitusi Sumber Daya Manusia
à Terjadinya substitusi SDM seperti mutasi, promosi, pensiun, meninggal dunia dan PHK
4.    Adanya Ketergantungan Antaranggota
à Organisasi sebagai sebuah subsistem saling berhubungan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. 
5.    Adanya Koordinasi Antarkomponen
à Selalu melakukan kordinasi baik secara lisan maupun tertulis
6.   Adanya Interaksi yang Berulang – ulang
à Kegiatan organisasi dilakukan secara konstinue atau berulang –ulang dan permanen sehingga interaksi juga terjadi berulang – ulang dana berhenti jika organisasi tersebut bubar

  
Fungsi Organisasi :
1.    Sebagai wadah dimana kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen di jalankan.
2.    Sebagai proses dimana di analisa intraction antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi itu.

PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian ada 2 pengertian, yaitu;
• Sebuah organisasi adalah pola hubungan –banyak hubungan yang saling terjalin secara
simultan- yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapaisasaran bersama.
• Proses manajerial dari pengorganisasian termasuk pembuatan keputusan, penciptaan
kerangka kerja, sehingga organisasi tersebut dapat bertahan dari keadaan yang baik pada
masa kini hingga masa depan.
Teori-teori organisasi :
a. Menurut G. R Terry :
- Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antar
manusia sebagai akibat organisasi.
- Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara unit-unit/
departemen-departemen kerja.
b. Menurut Drs. M. Manullang :
- Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan
yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
- Organisasi dalam arti statis adalah setiap gabungan yang bergerak ke arah tujuan
bersama, dengan istilah populer adalah struktur organisasi atau bagan organisasi. Jadi
organisasi dalah arti dinamis disebut pengorganisasian, dalam arti statis disebut organisasi.
c. Menurut Drs. Soekarno K. :
- Organisasi sebagai alat manajemen adalah wadah, tempat manajemen, sehingga
memberikan bentuk bagi manajemen yang memungkinkan manajer dapat bergerak. Jadi,
sama dengan organisasi dalam arti statis.
- Organisasi sebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian dinamis) adalah
organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas
tertentu. Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu mengadakan pembagian
pekerjaan.
d. Menurut Koontz & O’Donnel
- Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk tujuan perusahaan, pengelompokkan kegiatan tersebut ke dalam
suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer,serta melimpahkan wewenang untuk
melakukannya.
e. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian :
- Organisasi ialah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut
bawahan.
f. Menurut James D. Mooney :
- Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
g. Menurut Chester I. Barnard :
- Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih.
h. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro :
- Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.
Aspek-aspek penting dari definisi-definisi di atas adalah :
1. Adanya kelompok orang yang bekerja sama.
2. Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai
3. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
4. Adanya penetapan dan pengelompokkan pekerjaan
5. Adanya wewenang dan tanggung jawab
6. Adanya pendelegasian wewenang
7. Adanya hubungan (relationship) satu sama lain
8. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan
9. Adanya tata tertib yang harus ditaati.
Macam-macam organisasi :
a. Berdasarkan proses pembentukannya :
1. Organisasi formal : Organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan tertentu,
yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal (misalnya : AD, ART dan peraturan tertulis).
2. Organisasi informal : Organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, dengan tujuan yang juga tidak sepenuhnya disadari karena terjalin lewat hubungan-hubungan pribadi yang tidak tertulis.
b. Berdasarkan kaitannya dengan pemerintah :
1. Organisasi resmi, organisasi yang dibentuk oleh (atau ada hubungannya dengan)
pemerintah, misalnya jawatan, lembaga pemerintah, perusahaan negara, dll.
2. Organisasi tidak resmi, organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah,
misalnya organisasi swasta.
c. Berdasarkan skala (ukuran) :
1. Organisasi besar
2. Organisasi sedang (menengah)
3. Organisasi kecil
d. Berdasarkan tujuan :
1. Public organization (organisasi pelayanan), organisasi sosial yang tujuan utamanya untuk
melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan untung-rugi; tujuannya adalah layanan dan bukan laba. Misalnya pemerintah, yayasan, dll.
2. komersil (mendapatkan laba)dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba (profit motive).
e. Berdasarkan organization chart (bagan organisasi) :
1. Berbentuk segitiga vertikal, pada bagan organisasi ini, manajemen puncak terdapat pada
puncak segitiga, semakin dekat ke puncak segitiga, jabatan semakin tinggi dan sebaliknya. Bagan organisasi ini semakin ke bawah semakin melebar.
2. Berbentuk segitiga horisontal dari kiri ke kanan, manajemen puncak terdapat pada sebelah kiri dan cara membacanya dari kiri ke kanan. Bagan ini melebar ke kanan, berarti posisi yang paling kanan adalah kedudukan yang paling rendah.
3. Berbentuk lingkaran (circulair), menurut bagan ini puncak manajemen terdapat pada pusat lingkaran; semakin dekat posisi jabatan ke pusat lingkaran, semakin penting fungsinya.
Struktur departemen organisasi secara formal dapat dilakukan dengan tiga cara pokok :
1. Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang
terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit.
2. Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah;
mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik.
3. Organisasi proyek dan matriks, struktur sebuah organisasi yang di dalamnya setiap
karyawan melapor kepada manajer fungsional atau manajer divisi.

Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu.
Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
  1. Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
  2. Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
  3. Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
  4. Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
  5. Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian, maka masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.
Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
  1. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
  2. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat terjamin.
  3. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
  4. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangankepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi saja, melainkan  juga memperhatikan kepentingan pemerintah dan publik.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuan- tujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
2. Syarat-syarat Pengorganisasian
Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan keluar.
Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap implikasi pribadi dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga upaya pencapaian tujuan organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secaramenyeluruh dan merata.
 Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:
  1. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
  2. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
  3. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
  4. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
  5. Adanya wewenang dan tanggungjawab
  6. Adanya pendelegasian wewenang;
  7. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
  8. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
  9. Adanya  tatatertib yang harus ditaat.



READMORE
 

Bagaimana Persepsi Dalam Prilaku Berorganisasi

Persepsi adalah suatu proses (psikologis) yang berlangsung pada diri kita sewaktu kita mengamati berbagai hal yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses ini menjadi “tahu” atau “mengerti” hal-hal yang kita hadapi, khususnya menyangkut orang yang ada disekitar kita. Sampai taraf tertentu bahkan kita “mampu menjelaskan” mengapa suatu tingkah laku atau peristiwa muncul, setidak-tidaknya menunjukkan pangkal penyebabnya. Namun demikian kesimpulan-kesimpulan yang kita tarik pada dasarnya bukanlah hasil penalaran logis ataupun pemikiran intuitif, melainkan bertolak dari asosiasi-asosiasi umumnya dengan hal-hal yang ada dalam benak kita sendiri. Proses ini berlangsung dengan sangat cepat dan tanpa kita sadari sepenuhnya. Apa yang kita sadari kemudian adalah bahwa kita telah membuat kesimpulan-kesimpulan tertentu tentang hal-hal yang kita inderai.
Persepsi pada dasarnya adalah suatu proses memberi makna terhadap informasi sensoris yang kita terima melalui seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap rangsangan-rangsangan mengenai hal-hal yang kita temui. Oleh karena itu persepsi kerja dinyatakan sebagai suatu proses suatu kesan (forming impresionis) atau membuat penilaian (making judgements). Adanya unsur interpretasi ini membuat persepsi kita, sedikit ataupun banyak mengandung muatan-muatan subyektif. Hal ini menyebabkan persepsi seseorang tentang sesuatu hal dapat berbeda dari persepsi orang lain ataupun tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (bias).
Persepsi sosial  adalah sekedar penawaran yang dikenakan pada persepsi terhadap obyek-obyek yang memuat unsur-unsur sosial seperti, diri orang, sebuah kelompok, perilaku khas seseorang, peristiwa sosial, dan lain-lain (termasuk kita sendiri: self perception). Persepsi sosial jauh lebih rumit daripada persepsi benda-benda biasa. Hal ini terjadi tidak saja sekadar rangsangan-rangsangan tetapi seringkali lebih kompleks, seperti juga unsur mediasinya (misalnya: dengan orang lain), tetapi benyak melibatkan proses kontruksi maknanya.
Apabila kita persepsikan biasanya adalah hal-hal yang terdapat di balik dari hal-hal yang tampil secara nyata di hadapan kita (misalnya: watak, emosi, sikap dan juga motif/kehendak). Selain itu sikap yang kita refleksikan adakalanya juga merupakan hal yang abstrak seperti, modalnya, paham, loyalitas atau pun kepemimpinan seseorang. Hal-hal ini menyebabkan kemungkinan terjadinya perbedaan persepsi antarpribadi dan/atau kekeliruan persepsi menjadi lebih besar daripada persepsi benda-benda biasa, yang jelas bersifat lebih konkret.
Banyak faktor yang memengaruhi persepsi kita. Secara umum, kesemua faktor yang ada dapat dipilah-pilah kedalam tiga kategori variabel, yaitu:
a.karakteristik dari rangsangan-rangsangan;
b.situasi yang melatari kehadiran obyek       persepsi itu sendiri; dan
c.diri kita sendiri sebagai subyek yang mengalami proses ini.
Ketiga variabel ini saling berinteraksi dalam menentukan hasil persepsi kita. Variabel terakhir merupakan variabel yang mempunyai peranan terbesar, terutama sekali karena di dalam diri kita banyak yang ‘membingkai’ pengamatan kita menimbulkan personal bias. Kita memiliki pengalaman-pengalaman, kebutuhan-kebutuhan, sikap-sikap atau pun asumsi nilai-nilai tersendiri yang mewarnai persepsi kita. Kita cenderung untuk “melihat” sebagaimana yang ingin kita lihat, “mendengar” sebagaimana yang ingin kita dengar, dan seterusnya.
Masalah yang ada pada diri kita ialah bahwa kita cenderung percaya atau berpegang pada hasil persepsi kita sendiri. Dalam hubungan antarmanusia kecenderungan ini semata-mata dapat menimbulkan kesalahpahaman yang dapat menjadi sumber timbulnya pertikaian, hubungan menjadi renggang, penentuan tindakan yang dipilih dalam menghadapi situasi yang ada menjadi keliru atau kurang tepat dan lain sebagainya.
Untuk menghindari timbulnya hal-hal tersebut, tentunya kita perlu meningkatkan ketajaman persepsi kita atau setidaknya-tidaknya “menyamakan” persepsi kita dengan orang lain dengan siapa kita berhubungan. Banyak cara ditempuh untuk mewujudkan hal ini, seperti antara lain menunda penarikan kesimpulan, menghimpun informasi sebanyak-banyaknya, berupaya melakukan check-recheck realitas, memperkaya perbendaharaan pengetahuan kita. Dengan suatu pengenalan terhadap bias-bias pribadi merupakan suatu condition simequanon. Pengembangan kepekaan, sebagai ketrampilan sosial, perlu diupayakan. Hal ini antara lain dapat dicapai melalui pengasahan kemampuan kita untuk berempati dan meningkatkan kemampuan kita dalam mendudukkan diri dalam posisi orang lain (i.e. role-talking). Dengan perkataan lain meninjau segala sesuatunya dari sudut orang lain juga.

di kutip dari http://komunikasi.um.ac.id/?p=1158
READMORE
 

Motivasi Dalam prilaku berorganisasi

Faktor - Faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere,
yang berarti “menggerakkan” (to move). Ada banyak perumusan mengenai
motivasi, menurut Mitchell dalam winardi, motivasi mewakili proses-proses
psikologika, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya dan terjadinya
persistensi kegiatan-kegiatan suka rela (volunter) yang diarahkan ketujuan
tertentu (Winardi, 2001: 1).

Menurut RA. Supriyono, motivasi adalah kemampuan untuk berbuat
sesuatu sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan untuk
berbuat sesuatu. Motivasi seseorang di pengaruhi oleh stimuli kekuatan, 11
intrinsic yang ada pada individu yang bersangkutan. Stimuli eksternal
mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi motivasi itu sendiri
mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut (Supriyono,2003 : 329 ).

Rumusan lain tentang motivasi yang diberikan oleh Stephen P. Robbins
dan mary coulter dalam winardi
, yang dimaksud motivasi karyawan adalah
kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan
keorganisasian, yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian, untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu (Winardi, 2001 : 1-2).

Definisi lain tentang motivasi menurut Gray et-al dalam Winardi
menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat
internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu (Winardi, 2001 : 2).

Dari beberapa pengertian motivasi diatas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pengertian motivasi adalah pemberian daya pendorong
atau penggerak yang diberikan pimpinan kepada seseorang dengan maksud
agar seseorang itu mau bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi.


Beberapa faktor yang dapat mempngaruhi motivasi oraganisasi :

Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu suatu organisasi dalam bekerjasama. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota..

Tantangan
Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atau flight syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator.

Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah organisasi tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.

Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota organisasi.

Tanggungjawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Suatu organisasi yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerjasama yang tinggi.

Budaya
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah organisasi setiap anggota merasa bahwa organisasi tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri. Kebiasaan-kebiasaan seseorang didalam organisasi pun dapat mempengaruhi kelakuan seseorang untuk mendapatkan motivasi. Norma-norma yang baik ada didalam organisasi juga bisa mempengaruhi seseorang untuk lebih baik dan lebih maju.

Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota suatu organisasi. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team-nya untuk bekerja dengan tenang dan harmonis.
READMORE